Selama ini, perempuan masih mengalami ketidaksetaraan gender. Dalam kehidupan masyarakat, perempuan terkadang harus menempati pada kelas kedua dan menghadapi kendalandalam berbagai sektor kehidupan. Diskirimasi terhadap perempuan bukan dalam minimnya akses untuk mendapatkan porsi dalam menikmati hasil pembangunan tapi juga control terhadap sumber daya, kesempatan, status, hak, peran, dan penghargaan. Tidak sedikit juga perempuan yang harus mengalami diskriminasi dan marginalisasi bahkan pelabelan negatif.

Untuk mendukung dan mengimplementasikan Peraturan Walikota No. 20-B Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Kota Surakarta maka menjadi Perempuan Tangguh, layak disematkan bagi ibu-ibu kepala keluarga. Menjadi perempuan kepala keluarga (Pekka) tangguh guna meningkatkan  ketahanan keluarga di era milenial khususnya dalam menghadapi tantangan selama pandemi Covid-19 perlu disosialisasikan. Sosialisasi tersebut belum lama ini dilaksanakan dengan nara sumber Ketua Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta, Setyasih Harini, SIP.,MSi.

Dalam sosialisasi tersebut, dipaparkan pentingnya menyadari peran perempuan yang setara dengan laki-laki. Dalam menjalankan peran sosial, perempuan dapat menjadi kepala keluarga yang bisa mencari nafkah, pengelola rumah tangga, pengambil keputusan, dan menjaga keberlangsungan rumah tangga.

“Perempuan dimungkinkan memiliki peran yang sama dengan laki-laki. Ketika laki-laki tidak lagi menjadi kepala keluarga, perempuan dapat mengambil perannya untuk memutuskan segala sesuatunya termasuk mencari nafkah dan menghidupi anggota keluarganya terutama anak-anak” tutur Setyasih Harini.

Ditambahkan pula bahwa perempuan dalam proses pembangunan memiliki kesempatan dan peran yang sama sebagai subyek. Perempuan sudah saatnya untuk menggali kapasitas dan kemampuannya untuk menemukan inovasi dan kreatifitas yang berguna bagi dirinya, keluarganya dan masyarakatnya. Dalam pembangunan yang masih dihantui oleh pandemi Covid-19, perempuan kepala keluarga ditantang untuk segera bangkit dan maju. Segala sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya dapat menjadi pengalaman tersendiri yang dapat menjadi kekuatan baru untuk melangkah menuju masa depan yang lebih baik.

“Pengalaman setiap orang pasti berbeda. Apa yang pernah dialami oleh perempuan kepala keluarga masa lalu dapat menjadi cambuk untuk bangkit dan berjalan. Anak yang telah dipercayakan dan generasi penerus baginya menjadi prioritas dan target dari proses yang harus dilaluinya saat ini dan mendatang,” tambahnya.Sebagai penutup kegiatan sosialisasi itu, Ketua PSW Unisri menegaskan bahwa pembangunan yang telah terkoneksi dengan jaringan internet semakin membuka peluang bagi perempuan kepala keluarga untuk merintis bisnis dari rumah. Sambil merawat dan mendidik anak, perempuan tetap dapat mendapatkan penghasilan dengan berbisnis dari rumah.