Pusat Studi Pemberdayaan Masyarakat (Ps. PM)   Univ.Slamet Riyadi (UNISRI)

mengadakan Penyuluhan tentang Pembuatan Pestisida Ramah Lingkungan

Semakin banyaknya penggunaan pestisida sintetis/kimia yang akhir-akhir ini dipakai petani dalam mengendalikan organisme penganggu tumbuhan (OPT) yang menyebabkan terjadinya perusakan lingkungan mendorong Pusat Studi Pemberdayaan Masyarakat Universitas Slamet Riyadi Surakarta menyelenggarakan penyuluhan tentang pembuatan dan pemanfaatan Pestisida ramah lingkungan.

Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 19 Maret 2022 bertempat didusun Tanjung Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Karanganyar yang diikuti oleh ibu-ibu dari kelompok wanita tani “Tani Mulya” sekitar 30 ortang.

Ketua pusat studi Pemberdayaan Masyarakat Unisri Kharis Triyono menyampaikan materi tentang kelebihan dan kekurangan pestisida sintetis/kimia. Upaya pengendalian OPT yang biasa dilakukan petani adalah dengan menggunakan pestisida sintetis/kimia karena petani sudah diperkenalkan sejak lama dengan pestisida sintetis/kimia tersebut. Petani belum mengetahui cara lain kecuali dengan cara mekanis. Alasan petani menggunakan pestisida kimia adalah mudah diperoleh, reaksinya cepat, dan OPT cepat mati. Selain itu Kharis juga menyampaikan   beberapa   petani   belum   memahami   berbagai   macam   pestisida   yang mempunyai sifat berbeda seperti pestisida racun kontak atau sistemik, sehingga penggunaan pestisida tidak tepat sasaran. Sebagai contoh untuk memberantas penggerek batang yang sering bersembunyi di dalam batang padi digunakan pestisida yang sifatnya racun kontak bukan pestisida sistemik. Dalam membeli pestisida di kios tidak membaca keterangan dalam label, tetapi dengan cara menyatakan ingin membeli pestisida yang dapat membunuh hama/penyakit tertentu.

Pada kesempatan yang sama Kharis juga menyampaikan bawa pemanfaatan pestisida nabati dalam kegiatan bertani dianggap sebagai cara pengendalian OPT ( organisme pengganggu  tumbuhan)  yang  ramah  lingkungan  sehingga  diperkenankan penggunaannya dalam pertanian organik. Namun,  pengembangan pestisida nabati di Indonesia  menghadapi  beberapa  kendala,  antara  lain:  (1)  reaksinya  relatif  lambat dalam   mengendalikan   hama,   berbeda   dengan   pestisida   kimia   sintetis   yang berlangsung  relatif  cepat  sehingga  petani  lebih memilih pestisida kimia sintetis dalam pengendalian OPT; (2) membanjirnya  produk pestisida ke Indonesia, antara lain dari China yang harganya relatif murah serta longgarnya peraturan pendaftaran dan perizinan pestisida di Indonesia. (3) bahan baku pestisida nabati relatif terbatas karena kurangnya dukungan pemerintah dan rendahnya kesadaran petani terhadap penggunaan pestisida nabati sehingga enggan menanam atau memperbanyak tanamannya; (4) peraturan perizinan pesti- sida nabati disamakan dengan pestisida kimia sintetis sehingga pestisida nabati sulit mendapat izin edar dan diperjualbelikan. Selain penuluhan tentang cara pembuatan pestisida nabati yang ramah lingkungan Ketua Pusat Studi Pemberdayaan Masyarakat Unisri juga menjelaskan tentang tatacara penyemprotanya ke tanaman dan melihat ciri-ciri tanaman yang kena hama/penyakit. Dalam akhir kegiatan kelompok tani sangat gembira mengetahui cara-cara pembuatan pestisida yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan tanaman yang berada disekitarnya seperti daun pepaya, daun sirsat, lengkuas, bawang putih dan tembakau. Ketua Kelompok Tani Ibu Tini Sakiman menyatakan senang dan berterimakasih kepada Ketua pusat Studi pemberdayaan UNISRI yang sudah memberikan penyuluhan dan pemberian bibit tanaman obat keluarga untuk masyarakat Tanjung desa Dayu Gondangrejo.